Selasa, 03 September 2013

kisah lima tahun ini

Hampir lima tahun lamanya, itu bukan waktu yang singkat. Tidak cuma sekali aku menangis dibuatnya, bahkan aku sudah lupa berapa banyak aku menangis (malu-maluin aja :D). Lebih banyak tertawa rasanya yang terjadi dalam lima tahun itu ;-) Semua terasa seperti kebodohan yang tak termaafkan dan berakhir kurang baik. Tapi aku belajar dari semua yang terjadi dalam kurun waktu itu.

Semua bermula dari mimpi dan akhirnya pun berakhir tetap sebagai mimpi. Mimpi yang mengajariku banyak hal, mimpi yang mendidikku untuk menjadi manusia yang lebih menghargai orang lain. Mimpi yang memberitahuku bagaimana rasanya menangis karena orang lain, dan menangisi orang lain. Berat rasanya tapi aku harus kuat.

Aku memang pemarah dan terbiasa menyelesaikan pesoalan dengan mendahulukan emosi, mengedepankan amarah. Hingga pada suatu waktu kemarahan yang aku rasakan sudah pada puncaknya, walaupun aku sendiri tidak mengetahui dengan pasti kenapa aku harus marah. Dan kenapa aku harus menyalahkan orang lain. Memvonis orang lain menjadi sebab kemarahanku. Terasa sangat konyol aku fikir.

Komunikasiku yang sangat terbatas turut membuat semuanya jadi tambah berantakan. Antara maksud hati dan yang terucap berbeda. Hampir selalu tidak sejalan. Karena faktor itulah, biasanya aku lebih memilih untuk menjaga perasaan orang lain dan membiarkan rasa yang aku alami tidak karuan. Lebih baik melukai diri sendiri daripada harus menyakiti orang lain, paling tidak itulah yang aku anggap benar. Hasilnya adalah semua berjalan baik-baik saja.

Tapi entah kenapa kebiasaan-kebiasaaan itu tidak terjadi di hari itu. Aku justru tidak perduli dengan apa yang akan dirasakan oleh orang lain. Aku hanya fokus pada kemarahanku. Hanya buruk sangka pada orang lain yang ada di fikiranku tanpa mengingat bagaimana mereka menjaga perasaanku selama ini. Terucaplah semua yang ada di fikiranku, kekecewaanku, kemarahanku, ketidakperdulianku. Semuanya tentang keegoisanku :'(

Hancur sudah semuanya. Menyesal? mungkin iya, tapi untuk apa? Semua sudah terjadi. Satu-satunya yang sungguh membuatku kecewa adalah kenapa aku tidak mampu lagi menjaga perasaaan orang lain, dan kenapa aku harus menjadi seperti monster (lebay ga sih :p) Kini yang aku bisa hanya diam dan berharap semuanya akan jadi lebih baik.

Tidak ada komentar: